Kamis, 15 Agustus 2013

Bernafas Tanpamu


15 Agustus 2011, Solo, Indonesia -Mentari pagi lembut menyapa, Mengintip dari celah bilikku dengan kehangatannya kian merayap mengusir dingin yang sedari tadi menusuk tulang.
Disaatku membuka mata, aku menatap jam bekerku yang menunjukkan kearah jam 6 lewat 45 menit 7 detik. ”Terlambat”. Pikirku.
Tiba disekolah, jam tanganku tepat menunjukkan jam 7 lewat 30 menit, segera aku berlari dari lantai bawah hingga menuju lantai paling atas.
“Gubrakk”. Aku terjatuh karena penyakit jantungku kambuh lagi, untungnya ada seorang murid perempuan yang menolongku saat itu. Murid itu menolongku kelihatan ikhlas.
“Kamu gak apa-apa?”. Tanya murid itu dengan senyumannya.
“Yah aku gak apa-apa kok”. Jawabku dengan wajah pucat menahan sakit.
“Yakin? aku antar kamu kekelas ya ! “. Kata murid itu sambil merangkulku dan membawaku kedalam kelas. Awalnya aku menolak, tapi ia tetap memaksa diri untuk membawaku kedalam kelas. Kelihatannya ia khawatir dengan kondisiku saat itu.

Tiba dikelas, “Oia nomor handphone kamu berapa? Entar kalau terjadi sesuatu dengan kamu hubungi aja aku, ini nomor handphone aku”. Ujar murid itu sambil memberikan sebuah kertas kecil yang bertuliskan nomor handphonenya , kemudian ia pergi meninggalkan
Aku kelihatan sangat terburu-buru karena ia juga terlambat saat itu. Aku belum sempat mengucapkan terima kasih padanya karena ia sudah menolongku, aku juga lupa menanyakan siapa namanya.

Sepulang sekolah setelah kondisiku lumayan membaik, aku mencoba untuk sms Murid itu dan sms itu berisi ucapan terima kasihku padanya karena ia sudah menolongku, dari sms itu pula aku mengetahui namanya. Namanya adalah shania junianatha, kelasnya hanya
Bersampingan dari kelasku.

Semenjak itu shania sering kali memperhatikanku, ia selalu menjagaku dan kami selalu bersama bagai api dengan asap yang tak mungkin bisa terpisahkan. Aku dan shania akhirnya menjalin hubungan persahabatan, dalam persahabatan itu saling ada perhatian dan pengertian diantara kami.

Gak lama kemudian, keadaan berubah. Mungkin shania menyadari bahwa persahabatan kami terlalu dekat sehingga ia sedikit menjauh dariku atau mungkin sebaliknya, ia malu punya sahabat yang penyakitan sepertiku. Aku dan shania saling melangkah berjauhan. Jarak itu
Membuat aku dan shania bertengkar, pertengkaran itu membuat kami lupa akan adanya Persahabatan diantara kami.

Tak mudah bagiku untuk melupakan semua kenangan manis, rindu takkan bisa meng-halangi kami. Akhirnya kami bersahabat lagi hingga pada akhirnya aku tahu kalau ternyata shania juga memiliki penyakit yang lumayan parah. Kasihan shania, setiap 2 jam sekali ia harus
Menahan sakit. shania memiliki penyakit ginjal yang cukup serius tapi ia tetap saja berkeras hati untuk tetap bertahan tanpa harus menajalani operasi.

Mendengar kabar buruk itu, sikapku terhadap shania agak lebih perhatian dari pada yang sebelumnya. shania ternyata tidak suka dengan sikapku yang terlalu memperdulikannya.
“Udalah rif, kamu gak usah terlalu peduli sama aku, lagian hidup aku gak bakal lama lagi kok !”. Ujar shania padaku. Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut shania, aku spontan sangat terkejut. Aku dan dia sama-sama terserang penyakit yang keadaanya lumayan parah, tapi
sanggupkah aku harus bernafas tanpanya? , lebih baik aku yang akan pergi. Pikirku.
“Gak akan shan ! . Disini ada aku, selama masih ada aku dan selama kita masih bersama percaya kamu akan baik-baik saja”. Ujarku dengan senyuman menyemangatinya.

Hari akhirku sekolah dan hari terakhirku bersamamu shania. Aku akan menjadi bintang dimana yang akan menjaga tidurmu tepatnya dimalam hari, aku juga akan menjadi kupu-kupu yang ingin terbang menghiasi hari-harimu.
“Kamu pucat banget , badan kamu juga panas banget rif”. Begitulah kata shania dengan kekhawatirannya. Aku hanya tersenyum.
"shan, boleh aku minta pelukanmu?”. Pintaku padanya. shania langsung memelukku
Dengan pelukan hangatnya sebuah persahabatan.
“Makasih atas semuanya”. Ujarku dalam kata-kata terakhirku didunia dan melepaskan semua beban-beban penyakit yang kurasakan dalam pelukan hangatnya shania. Teriak histeris shania yang saat itu menghebohkan seluruh siswa beserta guru-guru disekolah. shania menemukan sebuah surat kecil disaku bajuku yang saat itu sempat aku tuliskan sebelum berangkat ke sekolah.

“Maafkan aku. Sebenarnya aku gak mau ninggalin kamu, tapi aku gak mau liat kamu harus terus menerus menahan sakit.
Ginjal ini !
Semoga ginjalku ini bermanfaat bagimu, jagalah ginjal ini seperti layaknya persahabatan kita.
Sekarang aku bernafas tanpamu, jadi kita tak perlu melangkah berjauhan lagi. Aku sudah mengikhlaskan semua. Maafkan aku yang jika selama hidupku tak berguna bagimu, maafkan aku yang jika pernah menyakitimu dan maafkan aku yang tak bisa disampingmu sampai detik ini sebagai sahabatmu, tapi tahukah kamu?aku akan tetap menjagamu disana bersama bintang – bintang . Lihatlah keatas dan curahkan semua isi hatimu, maafkan aku yang saat ini tak mampu menghapus air matamu. Kamu perlu tahu, jangan berikan aku hiasan butir-butir tangismu, tapi berikanlah aku senyuman terindahmu disaat kepergianku”. (Rifky Satria Wardana)
Itulah isi surat kecil yang sempat aku tuliskan sebelum aku berangkat kesekolah.

 Author : Faris Wardana
FansPage : CPjkt48

Kakak Kelas Part 4

 *Neerrrd nerrdd* tepat jam 07 hapeku bergetar ,aku membuka pesan itu...."hemm, gimana yah? Jam stengah 8 udah di depan rumah ya yan , ini alamatnya blablablablabla" aku terlihat kegirangan ,"eh kenapa lu tong?" kaka ku yang tiba tiba masuk ke kamarku , "ah nggak papa , nggak pengen liat adeknya seneng?" aku mulai mencari cari baju yang cocok untuk pergi dengan ka shinta ,lemari ku terlihat berantakan "ciee mesti mau jalan sama ceweknya nih , masih bocah juga, mending ceweknya buat aku aja sinih haha..ati ati kalo naik motor " kakaku berjalan keluar kamarku ."ah emangnya.... Iya iya" aku mulai memakai wangi wangian , jam 7.10 aku keluar kamar , "mau kemana yan?" tanya mamaku , "emm....mau jalan jalan" jawabku , "ohh hati hati ya yan....." mamaku berjalan keluar dapur , "iyaa" aku melangkah keluar rumah , "ciee wangi bener ni bocah" ucap kakaku sambil bermain hp di depan rumah , "ah apaan sih , ya jelas wangi , cewenya aja cantik haha , doain berhasil bang haha. Assalamualaikum!" aku pergi keluar gerbang rumah ,"waalaikumsalam, eh iya jangan lupa beli martabak tong! " jawab kakaku ,ku kendarai motor kesayanganku menuju rumah ka shinta... Ka shintaa aim komiiiing........ Sekitar perjalanan rumahku ke rumah ka hanya berjarak sekitarr 20 menitlah , jam 07.30 malam aku sudah berada di depan rumah ka shinta , aku mengeluarkan hp dan kusegerakan menelpon ka shinta , tak lama ku telopon ka shinta mengangkatnya ."halo ka, aku sudah di depan rumah nih." ucapku "ohh iya bentar yaa" jawab ka shinta , ka shinta menutup pembicaraan kami , tak lama kemudian ka shinta keluar dari rumahnya , "behh subhanallah cantik , ini bidadari apa bukansih" aku mengucek ngucek kedua mataku , "ah lebay!" ka shinta menepok bahuku , "hehe lama ngga yan?" tanya ka shinta dengan senyuman , "adduh jangan senyum ka nanti aku meleleh ahaha" ucapku sambil menatap wajah ka shinta yang terlihat manis itu , "ah gombal" ka shinta mencubit tanganku dengan pelan .."aduh sakit atuh" kaku mengelus elus tangan yang barusan di cubit ka shinta , "hehe maaf , yaudah ayuk berangkat" ka shinta menaiki motorku .. "udah?pegangan atuh kak biar....." aku mulai mengegas motorku dengan pelan ,"biar apa hayo?haha" ka shinta tertawa , "biar ngga jatuh maksudnya , hihihi" jawabku , aku mulai melajukan motorku agak cepat , jalanan bandung yang terlihat ramai .... "eh ka , mau kemana nih?" tanyaku , "terserah , kamu maunya kemana?" jawab ka shinta yang berbalik tanya , "lhoh ko balik nanya ?kalo ke taman gimana?" ka shinta hanya mengangguk , kam mulaii melaju ke taman tersebut......."eh sudah sampai ya?" tanya ka shinta sambil melepas helmnya ,"gimana ka? Baguskan?" tanyaku sambil memarkirkan motor , "hehe bagus yah.."ka shinta berjalan ke tengah taman , dan menuju tempat duduk ,aku berlari menyusul ka shinta .. "eh kenapa lari lari? Udah duduk sini aja" ka shinta membersihkan tempat duduk yang akan kami duduki , "ah ngga papa ko" aku duduk di sebelah ka shinta... Kami bercakap cakap agak lamaa , dan tiba tibaa...............         Saat kami duduk di sekitar taman bagian barat , tak lama kemudian pipi ka shinta berlinang air mata , "lhoh ko tiba tiba nangis sih ka?" aku mencuri kesempatan dengan mengahpus air matanya , tangan ka shinta memegang tanganku , "eh maaf ka" tangan ku melangkah pergi membeli tisu , sebelum 2 langkah ka shinta menarik tanganku ,"ngga usah yan , kamu disini aja.... Biar air mata ini mengalir" ucap ka shinta.."kaka kenapa? Ko tiba tiba nangiis?" tanyaku ...ka shinta mulai menceritakan ...."dulu pacar kaka membawa kaka ke tempat ini yan , ini tempat kaka terakhir melihat pacar kaka...." air mata ka shinta mengalir dengan deras , aku hanya terdiam tak bisa berbuat apa apa ,"ah coba nanti aku jadi pacarmu ka, aku bakalan mengganti semua tangis kaka menjadi senyuman , kesedihanmu ku ganti dengan keceriaanmu ka....ah tapi menurutku ini ngga bakal terjadi...."ucapku dalam hati, aku melangkah pergi meninggalkan ka shinta sendiri....... "nih ka , itu airr mata di ilangin trus minum ini" aku memberikan tisu dan minuman yang kata yupi menjadi minuman favorit ka shinta , "eh makasih yan hiks hiks," ka shinta mengelap air mata nya , "udah? nih minum dulu ka" aku menyerahkan jus alpukat yang menjadi minuman faforit ka shinta , "eh ko kamu tau yan kalo aku suka jus alpukat? Ooh Stalker nih ,haha" tawa ka shinta yang setelah cukup lama nangis ,"nah gitu , jangan nangis terus , kalo ketawa kan keliatan cantik nya ......aah enggak cumann cumann..." aku menggaruk nggaruk kepala ," cuman apa hayo?haha "ucap ka shinta....."ah nggak tau lah pokoknya,... keberuntungan kali , haha...yaudah minum dulu gih kak ." aku melangkah duduk mendekati ka shinta ,"lha kamu engga minum yan?" tanya ka shinta yang sedang menikmati jusnya..."ah tadi udah ,eh kak jalan jalan yuk biar ngga bosen" ucapku yang mencoba mengajak ka shinta "jalan jalan kemana yan? Capek ..."jawab ka shinta ,"yaa keliling keliling taman aja , ya kalo capek aku gendong sinih haha " aku berdiri mengajukan tangan , ka shinta memegang tanganku dan berdiri "mau kemana nih? Beneran ya kalo ccapek di gendong , aku gendut lho.. " ucap ka shinta "eh gendut dari mana,." kataku melangkah pergi "eh tunggu atuh yan ," aku berhenti berjalan, ka shinta berjalan menyusulku.... Kami berjalan berdua bagaikan orang pacarann , penuh canda tawa.... Setelah lama kami berjalan mengeliingi taman kami duduk di tempat yang terlihat paling indah di bagian utara taman ,"eh yan , kamu itu sebenarnya pacaran sama yupi ngga sih?" tanya ka shinta ," emang kenapa ka? Cemburu nih ceritanyaa..hahaha." ka shinta terlihat maluu , "ih enggak tau , cuma tanya.,,, emang ngga boleh? Jangan panggil ka ah , ketuaan , kita kan cuma beda 3 bulan" kata ka shinta, "emang kenapa sih ka? 3 bulan juga tuaan kamu" tanyaku sambil memandang wajah ka shinta..... Melihat wajahnya yang membuatku terpesona....."ngga papa sih , emangnya kriteria cewe kamu seperti siapa? Yan..." tanya ka shinta.. Aku diam tak menjawab dan tetap memandangi parasnya ,, "yan... Tuhkan kebiasaan , aku cubit lagi nih" ucap ka shinta , "ehehe iya iya , tadi kamuu ngomong apa? Coba ulangi haha.." ucapku , "ngga jadi ah" ka shinta terlihat malu , "ohhh kriterianya ya kaya kamuu" aku memegang tangan ka shinta , "kamu mau jadi pacarku kak? Aku suka kamu pas pertama kita ketemu , tapi aku malu , krna kaka udah tingkatan kelasnya kita beda ka, kalo kaka menerimanya aku janji bakal ngehapus kesedihan kaka dan kuubah kesedihan itu" aku mengucapkannya dengan gugup ," emmm gimana yaa...yaudah aku terima aja , aku juga nyaman deket kamu yan" ka shinta menerima ku..... Aku terlihat senang riaang ,.........hari hari berlalu.. Berita itu sudah terdengar di telinga yupi , dan yupi sekarang sudah mendapatkan kekasih yang terlihat cocok dengannya.......

Author : Faris Wardana
FansPage : CPjkt48

Kakak Kelas Part 3

Perjalanan pulang yupi bercakap cakap denganku , "gini lhoo yan , tadi ka shinta nangis ya ,Pas kamu tanya foto itu?" tanya yupi , "eh ko kamu tau yup?" aku mengendarai motor rada pelan agar cerita yupi bisa terdengar jelas di telingaku ,"tadikan pas bel pulang aku ngeliat ka shinta duduk sendiri , nah aku samperin..." sebelum yupi menyelesaikan omongan percakapan yupi dengan ka shinta , aku memotongnya "ah to the point ajalah yup" ucapku."to the point?apaan tuh yan?" tanya yupi.."langsung intinya aja... Eh bentar kita ke taman dulu lagi ya , biar ceritanya enak" ajaku sembari menyetir motor kesayanganku , "ke taman mana? Nggak mau ah.." yupi menolaku , aku terus membujuknya .."ah tenang yup, enggak ke taman itu lagi kok" aku segera melaju ke taman yang berbeda yang dimana jauh dari taman yang penuh kenangan kami dulu ,..."jadi kamu mau ngomong apa?" tanyaku penasaran,"emm ini tentang ka shinta , tepatnya tentang foto yang kamu tunjukan itu" jawab yupi..."lhah kenapa sama foto itu?itu siapanya ka shinta?"tanyaku yang semakin penasaran , "gini yan , foto laki laki yang sama ka shinta itu pacarnya ka shinta , ka shinta sangat menyayangi laki laki itu.dan kata ka shinta mereka akan menikah setelah ka shinta lulus unniversitas, tp takdir berkata lain yan. Sebelum kenaikan kelas ka shinta , pacarnya meninggal karna kecelakaan ..." sebelum menyelesaikan perkataan itu mata yupi terlihat tergenangi oleh air mata , tak lama kemudian yupi meneteskan air mata , "lhah kenapa jadi kamu yang nangis yup?" aku memegang pipi yupi dan menghapus air mata yupi ,"kenapa sih yup? Kamu sedih aku juga ikut sedih nih , haha" candaku yang membuat yupi tak menangis lagi , "ng...ngg,...kamu ini yan , orang lg nangis malah ketawa" yupi memukul bahuku ,"attah ,,..sakit tau yup, tunggu yup , katamu sesudah lulus unniversitas? Sarjana maksud kamu? Masih lama ituu..." aku bersama yupi berjalan mengelilingi taman , "nggak tau tuh , ka shinta. Pulang yuk yan capek nih" ajak yupi , "yaudah ayok , sini aku gandeng tanganya, hehehe" aku mengajukan tangan ,.."ah maunya" kami mulai berjalan menuju motor yang kami kendarai dgn bergandengan tangan.. "udah? Jangan lupa.." sebeluma aku selesai bicara yupi menyambar omonganku "iya iya" aku menghidupkan motor dan menjalankan motor ke luar taman .... "Oh, iya yup nanti kan malam minggu kamu mau jalan jalan gak yup?" ajaku , "aku sih mau tapi aku mau ke rumah sodara , gimana? Ehh kamu ajak aja ka shinta.... Kali aja dia mau." ucapan yupi yang sekiranya mendukungku ,"oh iya ya ,ternyata kamu tau perasaanku" aku melihat lihat sambil menyetir , samping kanan ,kiri ku lihat... "haha jadi kamu beneran suka sama ka shinta yan?aku kira bo'ongan..sip aku mendukungmu yan, haha " terrlihat rumah yupi yang indah dan lumayan megah "nahh udah sampai yup , makasih yup tentang idemu " yupi turun dari kendaraan dan melambaikan tangan , "makasih yan , semoga sukses!" yupi berjalan masuk kerumah yang terlihat indah itu ..sampainya di rumah aku memberanikan meng sms ka shinta...."ka , ada acara nggak?dr ryan" tak lama kemudian ka shinta membalas , "nggak ada? Emang knp yan?" jawaban sms dr ka shinta ,"enggak kak mau ikut jalan jalan gak nanti malem, tapi cuma aku sama kaka doang, gimana ka?" lamaaa lamaaa sekali ka shinta tak membalas , tepat jam 07 ka shinta membalas , aku membuka pesan itu dan kubacaa.............

Author : Faris Wardana
FansPage : CPjkt48

Kakak Kelas Part 2

 Esok harinya , aku berangkat lebih awal dari sebelumnya... Aku terfikir oleh yupi , "jemput yupi ah , lumayan buat anget anget ada yang meluk , hihihi" aku mulai menyetater motor dan bergegas pergi meninggalkan teras rumah... Didepan rumah yupi , aku meng sms yupi "pagi yup, udah siapkan? , cepetan keluar..." kirim.... Tak lama kemudian yupi keluarr , "ayok yan , berangkat" yupi menaiki motorku , "pegangan jangan lupa , hehe" suruhku "ah maunya...." jawab yupi , *skip* kami masuk gerbang sekolah , aku mulai memakirkan hondaku ,."makasih ya yan ,"ucap yupi ,"apasih yang enggak buat kamu yup, hehe" jawabku ,"hehe , aku ke kelas dulu yan" ucap yupi yang mulai melangkah meninggalkan ku , saat aku menuju lorong kelas , aku melihat ka shinta berjalan menuju kelasnya , aku berlari mengejar ka shinta , saat aku mengejar ka shinta aku merasa ada yang memanggilku "yan tunggu " aku menengok ,"eh yupi, ada apa yup?" tanyaku , "ah enggak ko kamu lari lari?" jawab yupi , ka shinta berjalan berbalik arah , dan arah itu ke arahku... "hay kak ... Makin cantik aja" gombalku pada ka shinta ,padahal yupi sedang berada di sampingku.... "ah bisa aja dek ,itu yang di sebelahmu pacar kamu yaa, itu juga cantik kok" kata ka shinta sambil menyodorkan tangan " shinta naomi"........
     "shinta naomi , eh pacarnya ryan ya?" ka shinta menyodorkan tangan ke yupi , "cindy yuvia .eh bukan ko , "jawab yupi dgn malu..,bel masuk pun berbunyi , "eh yaudah aku pergi kelas dulu ya yann ,jaga tuh cewekmu...haha" ka shinta meninggalkan kami berdua , "behh cantik juga yah" pandanganku terus menghadap ka shinta , "ciee yan !woi , Itu kaka kelasmu....haha, yaudah aku ke kelas ya yan" ucap yupi meninggalkanku , "ehh, iyaiya "aku berjalan menuju kelas ...pelajaran berlangsung ,saat istirahat aku pergi berjalan jalan mengelilingi sekolah , aku mulai menyusuri sekolah , kelas demi kelas aku lewati ,"eh yan mau kemana?" yupi berlari menyusulku ,"mau ikut?" ajaku..yupi mengangguk , kami berjalan menyusuri sekolah berdua , "ehh mesranya ,kaya orang pacaran aja , pacaran jgn disekolah , haha" kata sesorang yang sepertinya ku kenal , kami berdua menengok "ahh ngg,..nggak pacaran tauu ka "jawab yupi dgn pipi yang memerah malu , "ya habisnya kalian bedua mulu sih , haha" tawa ka shinta "eh cemburu nih,haha "ucapku dgn tawa , "ahh kamu" jawab ka shinta , "yaudah ka , yan . aku ke kelas dulu ya" yupi berjalan meninggalkan kami (aku dan ka shinta) ,"eh ka aku boleh minta nomernya ,hihi" aku mengeluarkan hp ,"nomer apa? Sepatu?haha" tawa ka shinta sambil mengeluarkan handpone yang bermerek *tuuuut* , "nih , liat ndiri ya" ka shinta menyerahkan hp ke tanganku ,.. Aku mencatet nomer ka shinta ,setelah ku keluar dr kontak telvon , aku melihat walpaper hp ka shinta yang bersama laki laki , aku mulai rada cemburu dgn foto ini , "eh ka ini Pacarnya? Ganteng juga yaa , haha"tanya ku ke ka shinta "ah enggak ini....."ka shinta mulai terlihat sedih , di matanya terlihat air mata yang sudah terkumpul banyakk , "eh maaf ka" aku mengembalikan hp nya ke ka shinta , ka shinta berjalan meninggalkanku sambil menahan tetes air mata , bell pelajaran pun berbunyi ,aku mulai merasa tidak enak dengan ka shinta ,aku berjalan ke kelas dgn lesu.."waktunya pulaang" sambil berkemas kemas memasukan buku ke dalam tas , "ahh , gimana ini aku jadi nggak enak sm ka shinta" aku mulai memikirkan kejadian tadi , aku keluar kelas aku mencari cari ka shinta , setelah lama aku mencari cari ka shinta di sekitar sekolah.."ehh ternyata di sini" kata yupi , "eh yupi , tau ka shinta nggak yup?" aku menggaruk nggaruk rambut sperti orang bingung , "ciee nyari nyari nih , emang kenapa yan" jawab yupi , "ahh nggak papa , tau nggak yup? Ini serius yup " tanyaku , "ehh iya ada yang mau ku omongin ke kamu , tentang ka shinta" yupi mengajaku ke parkiran ,"ehh" aku hanya menurut dgn yupi, *parkiran* "ayo pakai helm dulu hidupin itu motor nanti baru aku ceritain hehe" senyum yupi yang rada menenangkan keresahan hati ini , aku mulai menghidupkan motor.."udah siap yup? Jgn lupa pegangan,huekekekek." aku mulai mengendarai motor keluar sekolah, "eh mau ngomong apaan yup? Cepetan.." tanyaku ." gini lhoo yann...........

Author : Faris Wardana
FansPage : CPjkt48

Kakak kelas Part 1



Pagi itu aku pergi ke sekolahku yang baru untuk melihat dimanakah kelasku berada , perjalan limabelas menit ku tempuh dari rumah ke sekolah ,tepat di depan mataku gerbang bertulisan SMA NEGERI 1 Bandung "behh , sekolahnya bagus" aku mengehmbuskan nafas dan mulai beranjak jalan memasuki ke sekolah itu , langsung saja aku pergi menuju papan pengumuman yang ada di dekat lapangan , langkah demi langkah ku lakukan . Aku melihat kanan kiri disekitarku , "mau kemana dek?" tanya seorang kaka kelas , aku langsung menengok melihat siapa yang bertanya padaku , saat aku meliat parasnya , "behh ini orang apa bidadari? Kalo bidadari , bidadari darimana ini?" eh bertanya dalam hati , aku terus menatap mukanya ,"dek?, haloo , dek?" ucapnya sambil tersenyum , "eh iya kak? Ada apa?" tanyaku , "mau kemana?"tanyanya sambil memgangi kertas yang bertuliskan daftar daftar anak osis , "oh mau melihat anu kak , anuu.." jawabku dengan malu , "anu apa dek,haha. Mau melihat pengumuman kelas ? Itu" tawanya meledeku sambil menunjukan papan pengumuman itu ,"oh itu ya ka, makasih yaa kak "ucapku sembari tersenyum melihat parasnya.aku pergi melangkah meninggalkan kaka kelas tadi ,aku mulai penasaran dengan kaka kelas yang sedang memegangi kertas bertuliskan daftar anak anak osis tersebut "siapakah namanya ? Dan kelas berapa?"tanyaku dalam hati, aku lanjut melangkah ke papan pengumuman , aku mulai melihat lihat nama , dari nama yang paling bagus sampai nama yang paling jelek haha , "nah ini ketemu" tunjuku di nama itu , "ryan aditya pratama kelas x-7" , aku bergegas pulang kerumah , saat perjalan pulang pun aku masih teringat parasnya yang membuat ku terlena itu. Malamnya aku mulai pergi mencari bahan bahan MOS yang menurutku membingungkan . Aku mulai mencari di mini market satu persatu , akhirnya ku dapat semua bahan itu ,

*kriiiing kriiiiing kriiiiing* aku terbangun dan melihat jam , jam menunjukan jam 5:34 , aku mulai bergegas membersihkan kamar yang sedikit berantakan , aku melangkah ke kamar mandii ,... "Mandi selesai, tinggal pakai seragam, sarapan, sekolah ketemu sama kaka bidadari kemaren , hihihi " ucapku sambil senyum sendiri , "eh kamu kenapa yan? Ih gila !" ledek kakaku "eh apasih bang, gak mau melihat adeknya seneng aja bang" ucapku sambil menaruhkan handuk ,"mah aku berangkat yaa, assalamualaikum" aku mencium tangan mamahku .. "wa'alaikumsalam , hati2 ya yan" ucap mamahku , Aku melangkah menuju teras rumah, langsung saja ku hidupkan motor kesayanganku...aku berjalan menuju sekolahh , di perjalanan tiba tiba di pikiranku muncul lagi paras seorang kaka kelas itu "ahh mulai delusi kan :3   " kataku sambil tersenyum , 15 menit perjalanan rumah ke sekolah , aku memparkirkan motor.. Selangkah demi selangkah , "hay yan" sapa seseorang..........., "Hai , yan" panggil seseoarang , aku menengok ke orang yang memanggilku , "loh kamu sekolah sini juga? Makin cantik aja kamu yup  " gombalku yang terucap kpd yupi (CindVia) yang dulu pernah menjadi bagian dari masalaluku "iya , emang dulu aku nggak cantik ya yan?"tanya yupi ,"eh iya iya cantik ko" aku sembari menaruh helm. "eh kamu kelas sepuluh berapa yan ?" tanya yupi , "tuh" tanganku menunjuk sepuluh tujuh , "ohh itu , yaudah aku pergi dulu ya yan" ucap yupi mulai meninggalkan ku , "makin cantik tu orang, bego kenapa aku putusin dulu yak?ah tapi lebih cantik kaka osis yang kemaren ,hehe" aku mulai melangkah menuju kelas... Bel masuk pun berbunyi kami para siswa baru di kumpulkan di lapangan untuk melaksanakan upacara penerimaan siswa baru , aku melihat lihat dan mencari cari "nyar apa dek?" tanya seorang osis..aku menengok ke arah kaka osis yang tadi bertanya kepadaku tadi , "ngg..ngg...enggak ka" jawabku . Ternyata osis yang kucari cari ada di belakangu .. "liat depan jangan tengak tengok" kata salah seorang osis ... Upacara penerimaan siswa baru pun selesai kami masuk kelas...... Hari hari mulai berlalu , ini adalah hari terakhir mos ,kami disuruh membuat surat benci yang berwarna hitam dan surat cinta yang berwarna pink...anggota osis berdatangan menuju kelasku sepuluh tuju , Ini saatnya kaka osis akan mengenalkan dirinya masing masing , "selamat pagi adek adek , perkenalkan namaku SHINTA NAOMI aku dari kelas sebelas ipa 2.. Udah gitu aja terimakasih hehe "..ohh ternyata nama bidadari itu shinta naomi , "nah perkenalan dari kami selesai, terimakasih sudah mengikuti acara mos selama 3 hari dgn tertib adek adek , oh iya kumpulkan surat kalian masing masing ," kata seorang ketua osis .. Aku hanya mengumpulkan surat yang berwarna pink , dan itupun hanya kutujan kepada ka shinta naomi , hari terakhir mos pun mulai berakhir .. Aku mulai bergegas pulang , saat perjalanan keluar sekolah aku melihat ka shinta naomi yang terlihat menunggu jemputan sambil memainkan handphone nya , aku melangkah mendakati ka shinta naomi , "siang ka" sapaku dengan senyuman.. "siang juga dek,"jawabnya dengan senyuman .. Behh senyumnya membuatku terlena aku hanya bengong melihat senyumnya ,"enggak pulang?" tanyanya ,"ya pulanglah masak mau tidur disini ,hehe"jawwabku dengan senyuman , "ih maksutnya kan nggak itu ,"ucap ka shinta dengan mencubit tanganku ,"atahh" kataku yang terucap.. "eh sakit ya? Maaf maaf dek, hehehe "tangan ka shinta mulai mengelus tanganku , "ahh enggak papa , asal kaka yang nyubit aku , walaupun nyubitnya di perut pun juga gak sakit ko,heehe ," gombalku , "ah yang benernih ? Mau kucubit di perut? Haha, yaudah aku pulang dulu ya dek , hati hati kalo pulangnya naek motor" jemputannya sudah berada di depan mataku, dan berjalan pergi meninggalkan sekolah ,"ahh aku lupa minta nomernya" ucapku dalam hati , aku berjalan menuju parkiran motor , aku mulai menghidupkan motornya.. "eh yup , pulang naek apa?"tanyaku yang melihat yupi sedang duduk sambil memainkan hapenya diluar sekolah , "nggak tau nih" jawab yupi , "lhah nggak di jemput pacarnya? Haha" ledekku , "ah nggak lucu tau ,"muka yupi terlihat cemberut ."haha yaudah ayo bareng..nih pake helm ku" aku menyodorkan helm ke yupi , "makasih sayang  " yupi mulai menaiki motorku , "eh ngomong apa tadi? Itukan dulu yup sekarang kita temen.." aku mulai pergi meninggalkan sekolah dan langsung pergi ke rumah yupi...
saat perjalanan pulang ke rumah yupi "eh yup , jalan jalan bentar yuk" ajaku ,"hmm gimana ya...iyadeh ikut aja,haha" tawa yupi yang sudah lama tak kudengar ,"bener nih" kataku "iya sayang"jawab manja yupi "yaudah pegangan" yupi mulai memeluk badanku , kami mulai jalan jalan mengelilingi sekitar kota bandung.. Hari mulai sore ,Aku berhenti di sebuah taman yang dulu menjadi awal dan akhir dari hubunganku dengan yupi "eh ko disini....pulang ah pulang " paksa yupi ."eh ko gitu sih yup , ini kan tempat pertama kita ketemu...."aku mulai mengingat ingat masa lalu dengan yupi . "ahh tapi itu dulu ko yup , gapapa kan?"tanyaku pada yupi yang mulai terlihat sedih , tetes demi tetespun keluar membahasi pipi yupi.."eh yup , jangan nangis ah , udah gede udah SMA yup"aku mulai menghapus air mata yupi , "yaudah beli makanan kesukaanmu yuk , aku yang traktirr" ajaku yang bertujuan menghilangkan rasa sedih di hatinya , "bener nih ,"yupi mulai tersenyum.."nah gitu , kalo senyumkan kamu tambah cantik ," aku mencubit pipi yupi "kamu memang cantik yup , tapi hatiku ini sudah tak menginginkanmu untuk menemani rasa di hatiku yang semu, hatiku ini hanya tertuju kpada ka shinta bukan kamu yup "ucapku dalam hati ,"aduh sakit tauu ,"yupi memegang pipinya yang terlihat tembem itu , "ih sakit yaa, maaf deh yup" aku mengelus pipi yupi , "eh gimana yan jadi nggak? Laper nih.." yupi memegangi perut , "ah dasar perut karung haha, ayok naik" aku menghidupkan motor dan pergi meninggalkan taman yang menjadi kenangan itu ,...... Makan pun selesai aku mengantarkan yupi pulang ke rumah... Malam harinya aku mulai memikirkan cara gimana aku bisa dekat dengan ka shinta , "nah , oke aku coba besok" kataku yang sudah menemukan ide tersebut...

Author : Faris Wardana
FansPage : CPjkt48

Minggu, 11 Agustus 2013

Kenangan Happy Anniv




Pagi ini aku kira adalah hari yang sangat menyenangkan. Tapi keyakinan ku berubah saat dia menghubungiku. Hari ini adalah hari jadiku dengannya yang ke satu tahun. Awalnya aku ingin memberikan kejutan untuknya dengan menyiapkan makan malam yang romantis di sebuah restoran. Aku benar-benar sudah mempersiapkan dinner ku dengannya dari jauh-jauh hari. Tiap pulang sekolah, aku mencari-cari tempat makan malam yang cocok untukku dengannya. Akhirnya temanku merekomendasikan sebuah tempat yang menurutku benar-benar romantis. Dan hari ini lah waktunya. Akan tetapi semuanya berantakan. Hari ini menjadi hari yang sangat menyebalkan untukku. Aku benar-benar benci hari ini. Aku berharap ini mimpi dan tidak benar-benar terjadi. Sungguh, aku tidak mau kejadian ini terjadi hari ini ! ini seperti mimpi buruk di siang bolong. Entah apa yang ada difikiranku saat dia mengatakan itu padaku. Marah, kesal, sedih, semua jadi satu. Rasanya kemarahanku dan kekesalanku sudah mencapai titik puncak. Semua yang awalnya baik-baik saja, kini menjadi hacur berantakan. Ya Tuhan, kenapa ini terjadi padaku ??? aku benar-benar mencintai dan menyayanginya. Tapi mengapa dia memutuskan hubungan ini di saat hari jadi kita yang pertama ? kemarin aku dengan dia baik-baik saja. Tak ada masalah yang membuat kita bertengkar hebat.
Baru saja kemarin dia mengatakan kalau dia sangat menyangiku. Tetapi apa yang dia ungkapkan kemarin seperti tak ada artinya. Aku benar-benar tidak terima dia memutuskan hubungan ini tanpa alasan yang jelas. Hari ini aku mengajaknya untuk membicarakan hal ini di taman dekat kampus ku. Dia pun tak menolaknya. Hari ini sepertinya tak ada gairah untukku pergi keluar rumah. Tetapi demi mendapatkan alasan yang tepat mengenai keputusannya, akhirnya aku segera bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Dengan pakaian yang asal kuambil dari lemari, rambut yang ku sisir asal, dan wajah yang tak ber make up sama sekali. Sangat-sangat tak ada gairah untuk berpenampilan rapih seperti biasa. Sampai-sampai aku pun tak sadar kalau sepatu yang aku kenakan berbeda model dan warna. Ketika aku keluar dari kamar, semua orang yang berada diruang tengah pun memperhatikanku yang berbeda dari sebelumnya. Sampai-sampai kakaku melody berkata aku seperti orang hilang.
Aku pun tak menanggapi apa yang mereka katakan tentangku hari ini. Mamahku pun menghampiriku dan mengatakan “kamu lagi sakit fries?”. Dalam hati aku menjawab “iya sakit hati, karna di putusin orang yang aku sayang”. Melihatku hanya terdiam dan tak menjawab pertanyaannya, mamahku pun menarik tanganku dan menyuruhku duduk di sofa. Papahku yang hari ini libur bekerja, berniat untuk mengantarku pergi kekampus. Melihat kondisi ku yang tak seperti biasanya, mamah dan papahku khawatir jika membiarkanku pergi kekampus sendirian. Papahku bertanya “kamu kenapa sih fries ? sakit ? kalau sakit mending ga usah ke kampus”. Dengan lesunya, aku menjawab “Gak kok Pah. frieska gak apa-apa”.
Mamahku beranjak dari sofa dan masuk kedalam kamarku. Keluar dari kamar, ternyata mamahku membawa kaca mata dan sisir. Mungkin karna rambutku yang sangat berantakan hingga akhirnya mamahku merapihkan rambutku layaknya seperti anak SD yang hendak berangkat sekolah. Ada sedikit perasaan malu pada kakaku. Karena sudah sebesar ini aku tidak bisa merawat diri hanya karna diputusin oleh pacarku. Akupun mengambil sisir itu dan merapihkan rambutku sendiri. Karena saking tidak fokusnya, aku sampai lupa membawa kaca mataku. Kaca mata adalah barang mutlak yang harus aku bawa. Karena tanpa kaca mata aku tidak bisa beraktifitas dengan baik. Aku langsung memeluk mamahku yang sangat perhatian pada ku. Setelah semuanya rapih, aku langsung berpamitan untuk pergi ke kampus. Aku pergi ke kampus menggunakan sepeda motor kesayanganku yang di berikan Oma saat ulang tahunku yang ke 17.
Beberapa saat kemudian, aku sampai di kampus. Tanpa berlama-lama aku langsung pergi ke taman untuk menemui Boy. Ya, Boy lah nama orang yang aku sayangi. Dia yang sudah menemani hari-hariku selama 1 tahun ini. Tetapi dia juga yang membuat hariku saat ini menjadi hancur berantakan. Dari sudut kanan taman, aku sudah melihat Boy dari kejauhan. Aku tidak tau, apa aku sanggup untuk berbicara pada seseorang yang akan berhenti menyayangiku. Aku berharap ini mimpi. Langkah demi langkah aku berjalan menghampiri Boy. Dan akhirnya, Boy melihatku yang saat itu langsung duduk disampingnya. Aku tak berani menatapnya. Pandanganku hanya lurus kedepan. Aku sadar saat ini Boy sedang menatapku. Tetapi sedikitpun aku tak berani menoleh kearahnya.
Waktu sudah berjalan 15 menit. Dan selama 15 menit tak ada pembicaraan diantara kita. Dengan gugupnya dan dengan perasaan terpaksa, aku pun memulainya “Boy”. Dengan suaranya yang lembut, Boy pun menoleh kearahku dan menjawab “iya”. Tanpa membuang-buang waktu, aku langsung masuk kedalam inti pembicaraan “kenapa kamu tiba-tiba mutusin aku? Apa alasannya ?”. dengan tenangnya, Boy menjawab
“sebelumnya aku minta maaf fries. Aku benar-benar sangat terpaksa melakukan hal ini. Ini bukan kemauanku. Tetapi ini demi kebaikan kita. Kita berbeda kebudayaan fries. Sejak awal aku bertemu kamu, aku berharap aku tidak akan menyukaimu. Tetapi semuanya berbalik. Aku bukan hanya menyukaimu. Tetapi aku sudah menyayangimu”. Mata ku sudah berkaca-kaca mendengar semua ucapan dari Boy. Aku masih belum menemui jawaban mengapa dia memutuskan hubungan ini setelah setahun pacaran. Aku pun bertanya lagi “jadi apa alasannya?”. Sambil menghela nafas, Boy kembali menjelaskan alasannya dia memutuskan hubungannya denganku “keluargaku belum bisa menerima adat istiadatmu yang merupakan keturunan sunda.
Menurut keluarga besarku, hubungan yang didasarkan dari perbedaan kebudayaan, tidak akan berjalan baik. Jadi daripada aku memaksakan ke egoisanku untuk mempertahankan hubungan yang tidak di restui oleh orang tua, lebih baik aku memutuskannya sekarang sebelum semuanya terlambat dan perasaanku berubah menjadi cinta”. Kali ini air mataku sudah benar-benar jatuh membasahi pipiku. Aku tak menyangka kebudayaanlah yang telah menjadi penyebabnya. Aku tak menjawab apapun. Aku masih terdiam dalam perasaanku yang tercampur aduk. Aku tertunduk sambil menahan air mata ku yang semakin lama semakin deras membasaki pipiku. Tiba-tiba Boy mengangkat wajahku yang sejak tadi tertunduk. Boy menghadapkan wajahku dengannya. Tetapi aku tetap tidak kuasa melihat mata seseorang yang aku sayangi. Boy menghapus air mataku dengan tangannya yang lembut. Tetapi aku menahan tangannya. aku mengatakan padanya
“jangan, jangan di hapus. Biarkan air mata ini meringankan kesedihanku. Saat ini aku tidak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa aku lakukan hanya menangis. Kerena dengan inilah bebanku bisa sedikit berkurang. Aku tidak akan memintamu untuk kembali padaku. Karena aku tidak mau, kamu kembali padaku hanya karna kasihan melihatku yang masih sangat menyayangimu. Mungkin aku butuh waktu untuk menyembuhkan lukaku. Tetapi aku yakin, suatu saat aku pasti bisa bangkit dari kesedihan yang aku rasakan saat ini. Aku hanya ingin berterima kasih padamu karena telah menjadi bagian dari hidupku selama setahun ini. Kamu telah menuliskan bait-bait keindahan dalam hatiku. Meski menghapus itu semua tidak semudah menghapus tulisan dalam kertas. Tetapi aku yakin dengan bersih aku akan menghapus namamu dalam hatiku”. Mendengar semua yang dikatakan oleh Frieska, Boy tidak bisa menjawab apa-apa lagi. Boy hanya memberikan secarik kertas untuk frieska. frieska pun membuka kertas itu. Dan ternyata kertas itu berisi gambar mereka saat mereka bertemu pertama kali ditaman ini. Boy pun mengatakan “kamu ingat ketika pertama kali kita bertemu. Kita bertemu tepat hari ini dan ditempat ini pula. Dan sejak kita sedang berkenalan di bangku yang saat ini kita duduki bersama, ada seorang pelukis cilik yang menggambar sketsa wajah kita di depan pohon itu. Tanpa kamu ketahui, aku meminta gambar itu pada pelukis cilik itu. Dia pun memberikannya dengan syarat aku memberikan jaket yang aku pakai saat itu. Dan asal kamu tau, itu adalah jaket kesayanganku. Jaket yang di berikan mendiang nenekku seminggu sebelum dia wafat. Tetapi aku berani memberikannya hanya untuk mendapatkan gambar itu. Dan aku pernah berjanji pada diriku sendiri, kalau aku akan memberikan gambar itu untukmu pada saat hari jadi kita yang ke 1 tahun. Anggaplah ini kenang-kenangan dariku. Tolong di simpan. Dan aku harap jangan pernah kamu membuangnya”. frieska mengamati setiap coretan pensil yang terlukis dalam sketsa wajahnya dan Boy. Tetapi seketika, aku mengembalikan gambar itu pada Boy. Boy pun memohon padaku untuk tidak mengembalikannya lagi. Boy berkata “aku tau, kamu pasti saat ini membeci ku karena keputusanku saat ini. Tetapi aku mohon, simpan gambar ini sebagai kenangan-kenangan dariku. Sebenci apapun kamu, aku mohon jangan pernah membuang kertas itu. Jangan pernah merobeknya dan jangan pernah merusaknya”. Aku merasa ucapan Boy saat itu benar-benar sangat tulus. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk menerimanya dan berjanji akan terus menjaga gambar itu. Ketika aku hendak pergi dari taman itu, Boy menarik tanganku dan langsung memelukku. Entah apa yang aku rasakan, tak ada lagi rasa benci dalam hatiku saat Boy memelukku dengan eratnya. Aku merasa kalau Boy benar-benar mencintaiku dan tidak mau kehilanganku. Aku merasakan sesuatu yang berbeda saat Boy memelukku.
Hatiku berkata ada sesuatu yang sedang ditutupi dari Boy. Entah mengapa, aku begitu yakin. Sesuatu itu yang membuat Boy memutuskan hubungannya denganku. Tetapi ya sudahlah, mungkin aku dengan Boy tidak di takdirkan untuk bersama. Setelah beberapa saat kemudian, Boy melepaskan pelukannya padaku. Dan aku merasakan sesuatu yang ganjil lagi saat dia melepaskan pelukannya. Aku merasakan,kalau ini akan menjadi pelukan yang terakhir. Ya, ini akan menjadi pelukan yang terakhir. Ya Tuhan, apa yang sedang aku fikirkan. Mungkin ini karena aku terlalu mencintainya sehingga aku memikirkan apa yang tidak harus aku fikirkan. Mungkin ini hanya perasaanku saja. Saat aku perhatikan wajahnya, Boy sangat berbeda. Dia terlihat pucat. Tetapi aku tidak akan bertanya padanya. Aku pun langsung berpamitan pada Boy karena satu jam lagi kelasku akan dimulai. Boy pun mengatakan sebelum aku pergi “aku pamit”. Dan aku hanya menjawabnya singkat “iya”. Kami berdua pun pulang berbeda arah. Aku pergi memasuki kampus. Dan Boy pergi menuju mobilnya.
Di dalam mobilnya, ternyata Boy tidak meyetir mobil sendiri seperti biasa. Dia diantar oleh supirnya. Ketika memasuki mobilnya, tiba-tiba kepalanya terasa pusing dan pandangannya seperti kabur. Dia tidak dapat melihat dengan jelas. Supir yang sedang bersamanya pun bingung harus bagaimana. Akhirnya supirnya membawa Boy ke rumahnya. Setelah sampai dirumahnya, supirnya langsung memanggil asisten rumah tangga yang lainnya untuk membantunya memopong Boy masuk kedalam kamarnya. Mamahnya Boy yang saat itu sedang berada diruang tamupun langsung panik melihat kondisi anaknya yang kembali ngedrop. Mamahnya pun menyuruh supirnya untuk membawa masuk Boy kedalam kamarnya. Lalu mamahnya Boy langsung menelepon dokter yang biasa menangani Boy. Beberapa jam kemudian, dokterpun sampai dirumah Boy. Dokter langsung memeriksa keadaan Boy. Sungguh sangat mengejutkan, Boy yang selama ini mengidap sakit Kanker Otak memasuki stadium akhir. Ini benar-benar sangat cepat dari perkiraan dokter sebelumnya.
Kondisi fisik Boy yang memang lemah juga sangat mempengaruhi tingkat perkembangan penyakit Boy. Dokter meyarankan agar keluarga membawa Boy ke rumaah sakit. Karena peralatan dirumah sakit jauh lebih lengkap. Tanpa berlama-lama Boy langsung di bawa kerumah sakit menggunakan ambulance. Boy yang juga mempunyai penyakit jantung, saat itu dadanya juga mulai agak sesak. Dan pernafasan Boy di bantu oleh tabung oksigen dan berbagai alat medis yang menempel di dadanya. Namun saat perjalanan menuju rumah sakit, kondisi Boy semakin menurun. Dadanya semakin tak kuat untuk membantunya bernafas. Dia terus-terusan memanggil-manggil nama Frieska. Air mata mamahnya Boy tak kuat menahan kesedihannya melihat anaknya yang sedang melawan penyakitnya. Sepanjang perjalanan Boy hanya menyebut nama Frieska. Dokter pun menyarankan untuk membawa frieska kerumah sakit. Siapa tau dengan adanya frieska, kondisi Boy akan kembali membaik. Tetapi mamahnya Boy tidak tau siapa itu Frieska. Lalu supir yang tadi menemani Boy, teringat akan sosok gadis yang tadi berbicara pada Boy. Supirnya itu yang juga ikut di dalam ambulance mengatakan pada mamahnya Boy “maaf bu, mungkin yang di maksud tuan Boy itu adalah gadis yang tadi dia temui di taman”. Mamahnya Boy pun menjawab “ya sudah, setelah sampai dirumah sakit, kamu antar saya menemui gadis itu”. Supirpun hanya mengangguk. Tak lama kemudian, mereka pun sampai dirumah sakit. Boy langsung di bawa pihak rumah sakit keruang ICU. Kondisinya sudah benar-benar kritis. Mamahnya dan supirnya langsung pergi menuju taman yang dimaksud supir. Lalu tak lama kemudian, mereka berdua sampai ditaman itu. Dengn perasaan yang sedang panic, mamahnya Boy sibuk mencari gadis yang dimaksud supirnya nya itu. Lalu mamahnya Boy berkata “mana gadis itu?”. Supirnya pun menjawab “mungkin gadis yang ditemui oleh tuan Boy itu kuliah di kampus itu bu”. Akhirnya mereka berdua pun menunggu frieska di taman itu.
Hemm, sepertinya dosen tidak dating hari ini. Seharusnya kelas dimulai sejak 15 menit yang lalu. Di dalam kelas, aku terus memikirkan tingkah laku Boy yang berubah drastis. Aku tidak habis fikir, kemarin kita masih bercanda-canda. Tak ada masalah yang membuat kita bertengkar. Bahkan aku rasa, dia kemarin sangat-sangat romantic dibandingkan hari-hari sebelumnya. Tetapi mengapa hari ini dia memutuskan hubungan tanpa alasan yang masuk akal. Apa yang sebenarnya terjadi? Banyak pertanyaan yang sebenarnya ingin aku tanyakan padanya. Tetapi aku tidak kuasa berlama-lama berhadapan dengannya. Tuhan, aku masih sangat menyayanginya. Dia orang yang selama ini memberikan warna yang indah dalam hidupku. Aku mecintainya dan tak mau kehilangannya. Aku harap ini benar-benar mimpi. Jika ini mimpi, aku ingin cepat-cepat bangun dari mimpi buruk ini. Aku masih teringat sebulan yang lalu saat hari ulang tahunku. Dia menyiapkan kejutan untukku. Dan bagiku itu adalah perayaan ulang tahun yang terindah selama aku hidup.
Ada pesta kembang api, dinner romantis, dan kalung itu. Dan aku masih ingat ketika kita pergi ke sebuah pantai daerah bandung, malam harinya aku dan dia sama-sama berjanji untuk tetap setia, dan menjaga hubungan ini sebaik-baiknya. Dia juga pernah mengatakan untuk saling terbuka satu sama lain. Bila ada masalah harus di bicarakan berdua agar tidak ada kesalahpahaman antara kita. Tetapi apa yang dia ucapkan, dia ingkari sendiri. Tanpa ada pembicaraan apapun, dia langsung memutuskan hubungan ini. Ketika aku sedang memikirikan Boy, tiba-tiba teman kampusku dating dan mengatakan kalau dosen hari ini tidak dating. Dan tanpa berlama-lama, aku pun langsung keluar kelas dan memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang, terlebih dahulu, aku pergi ke kantin kampus untuk membeli minuman. Tak sengaja aku lihat foto itu ketika aku henak membayar minuman itu. Yaa, foto yang mungkin membuatku tambah sakit hati. Fotoku bersama Boy yang terpampang di dalam dompetku. Entah mengapa kakiku menjadi lemas dan tak kuasa untuk berdiri. Aku pun duduk sebentar di kantin. Aku memperhatikan foto itu dalam-dalam. Aku perhatikan setiap lekuk wajah Boy dalam foto itu. Aku merasa sangat aneh. Aku merasa saat ini Boy sedang memanggil-manggil namaku. Aku merasa Boy saat ini sedang membutuhkanku. Ah tetapi mana mungkin, baru tadi pagi aku bertemu dengannya. Dia tidak terlihat sedang membutuhkanku. Mungkin ini hanya perasaanku saja. Sudah sekitar 10 menit aku terduduk di kantin. Aku rasa, aku sudah bisa berdiri dengan kuat. Dan aku keluar dari kantin dan memutuskan untuk pulang kerumah. Ketika aku keluar dari kampus, sepertinya ada seseorang yang memanggil-manggil namaku. Aku berhenti sejenak, dan menoleh kesegala arah untuk melihat panggilan itu. Dan ternyata benar, ada seorang laki-laki dan perempuan yang memanggilku di taman samping kampus ku. Akupun menghampirinya. Wanita itu bertanya padaku “nama kamu frieska kan?”. Aku heran, mengapa wanita itu kenal dengan ku. Lalu laki-laki yang berada disamping wanita itu mengatakan “nah ini bu yang tadi ngobrol sama Tuan Boy di taman ini. Saya masih ingat dengan wajahnya”. Ah laki-laki itu menyebut nama Boy. Sebenarnya wanita ini dan laki-laki disebelahnya itu siapa? Mengapa dia mengenal Boy dan aku ?. wanita itu mungkin tau, kalau aku sedang bingung memikirkan mereka yang tiba-tiba saja mengenaliku. Lalu wanita itu menyuruhku duduk dan menjelaskan semuanya “saya ini mamahnya Boy”. Aku pun kaget, ternyata saat ini aku sedang berbicara dengan mamahnya Boy. Ada sedikit perasaan takut dalam dirikiku. Apa dia menemuiku untuk menyuruhku menjauhi Boy karena perbedaan Budaya itu. Lalu aku pun menjawabnya “ada apa ya tante menemui saya?”.
Mamahnya Boy pun menjawab dengan mata yang berkaca-kaca “apa kamu pacarnya Boy?”. Aduh aku bingung harus menjawab apa. Sambil menghela nafas, aku berkata yang sebenarnya “saya memang pernah berpacaran dengan Boy. Tetapi tadi pagi tiba-tiba Boy memutuskan hubungan ini”. Hal yang benar-benar tak ku sangka, mamahnya Boy langsung memelukku. Aku tak mengerti sebenarnya apa yang terjadi. Aku pun kembali bertanya “sebenarnya ada apa ya tante?”. Mamahnya Boy melepaskan pelukannya padaku dan berkata “kamu harus ikut tante sekarang kerumah sakit”. Apa? Rumah sakit? Siapa yang sakit? Itulah pertanyaan yang ada dalam fikiranku. Ketika aku hendak menjawab, tiba-tiba mamahnya Boy langsung menarik tanganku dan membawaku masuk kedalam taxi. Aku hanya bisa terdiam dan sebenarnya banyak pertanyaan yang masih ada dalam otakku. Tetapi aku lebih memilih diam dan tidak bertanya apapun. Aku yakin pasti nanti ada jawabannya. Di dalam taxi, mamahnya Boy terus memegang tanganku dengan erat dengan sesekali dia menghapus air matanya. Tiba-tiba aku langsung berfikir “ada apa dengan Boy? Apa dia yang sakit? Apa kecelakaan? Oh Tuhan semoga ini salah”. Setelah sampai rumah sakit, aku langsung dibawa oleh mamanya Boy ke lantai 4 dan langkah kakinya membawaku kedepan ruang ICU. Aku pun melihat seseorang yang berada dalam ruang ICU itu lewat jendela kecil yang berada di dekat pintu. Ya Allah, itu Boy. Dia yang ada didalam ruang ICU itu. Kakiku langsung lemas dan tak kuat untuk berdiri. Air mataku mulai jatuh membasahi pipiku. Sebenarnya apa yang terjadi pada Boy? Mengapa dia terbaring didalam ruang ICU ?. mamahnya Boy pun mengangkatku yang saat itu sedang terduduk lemas di depan pintu ruang ICU.
Perlahan-lahan mamahnya Boy mulai menjelaskannya tentang apa yang sebenarnya terjadi “Fries, selama ini Boy sakit. Dia sakit Kanker Otak sejak 15 Bulan yang lalu (1,5 tahun). Kondisi fisiknya yang lemah membuat kesehatannya semakin menurun. Tetapi sejak setahun belakangan ini, kondisinya mulai membaik. Dan tante yakin ini semua karena kamu. Kamu yang membuat Boy kuat menjalani sakit yang di deritanya. Sejak dia di vonis dokter terkena kanker otak, dia selalu murung dan tidak pernah tersenyum.
Tetapi sejak setahun belakangan ini, dia kembali menjadi Boy yang dulu. Boy yang ceria dan penuh semangat. Bahkan dia rutin menjalani kemoterapi yang sebelumnya tidak mau dia jalani. Dan tante juga yakin, kalau dia melakukan hanya untuk kamu. Alasan dia untuk sembuh dan tetap hidup adalah kamu frieska.
Maaf kalau baru kali tante mengenal kamu. Karena memang, Boy tidak pernah menceritakan sosok kamu kepada tante”. Ya Allah, kini baru terjawab semua pertanyaan ku. Inilah yang membuat Boy memutuskan hubunganku dengannya. alasan perbedaan kebudayaan dan terganjalnya restu orang tua itu hanyalah kebohongan untuk menutupi alasan yang sebenarnya. Tetapi mengapa dia tidak mau terbuka tentang penyakitnya padaku? Harusnya jika dia menganggapku sebagai pacarnya, dia pasti menceritakannya.
Ketika aku sedang berbicara pada mamahnya Boy, tiba-tiba dokter keluar dari ruang ICU dan menyuruh semua orang terdekat Boy untuk masuk ke dalam ruang ICU. Perasaanku semakin takut. Aku takut kehilangannya. Aku, mamahnya Boy, dan papahnya Boy yang baru saja datangpun langsung masuk kedalam ruang ICU dengan menggunakan baju khusus. Semuanya menangis didalam sana termasuk aku.
Dokter mengatakan kalau Boy yang juga mempunyai penyakit jantungpun sudah benar-benar dalam keadaan kritis. Harapannya untuk hidup sangatlah sedikit. Ya Allah tolong lindungi Boy. Berilah keselamatan untuknya. Semakin lama semakin menurun kondisi kesehatan Boy. Dan sampai akhirnya, detak jantung yang terbantu melalui alat medispun terhenti. Boy telah meninggal dunia di hari jadiku dengannya yang pertama.
Aku benar-benar tak menyangka ini juga akan menjadi hari terakhirku bersamanya. Semua orang yang berada diruang ICU ,menangis. Aku benar-benar tak menyangka, pertemuanku tadi pagi dengannya dan pelukannya pagi itu adalah ucapan selamat tinggal untuk selama-lamanya. Dalam hati aku mengatakan sambil meneteskan air mata dan memegang tangan jenazah Boy “Boy, selamanya kamu akan tetap berada di hatiku. Meskipun ragamu kini sudah tiada, tetapi kenanganmu akan selalu abadi dalam hati dan fikiranku. Bagiku, kamu tidak akan pernah pergi. Kamu selalu ada didalam hatiku”.

~END~


Author :
Rifky Satria Wardana
Read More Fanfict Cerpen JKT48